Quantcast
Channel: KRIMINAL SUMSEL – Palembang-Pos
Viewing all articles
Browse latest Browse all 332

Keluarga Sangsikan Kematian Apri

$
0
0
PALEMBANG – Kematian tragis Apriyanto alias Apri (39) dengan 9 tembakan di dada, perut, kedua paha, pergelangan tangan kiri dan punggung, menuai sangsi pihak keluarga.

Sebab warga Desa Karsa Jaya, Kecamatan Belitang Jaya, OKU Timur ini, kematiannya dinilai keluarga tidak lazim. Selain dengan banyaknya luka tembak, keluarga juga menemukan ketidaksesuaian cara pihak kepolisian dan fakta.

Pernyataan tersebut dilayangkan Robinson (47), selaku kakak kandung korban. Kata dia, adik kandungnya Apri merupakan kakak baradik 10 saudara. Atas kejadian itu, adiknya Apri meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak satu baru umur 2 tahun dan satu lagi kelas 4 SD.

Dikatakan Robinson, adiknya itu kesehariannya bekerja di toko, punya kebun dan jaga malam di pasar.

Adapun laporan dilayangkan ke Propam Polda Sumsel, yakni STPL/122/Yan 2.5/XI/2018/Yanduan.  “Kami tidak terima atas kematian adik saya, dengan kondisi tidak layak dan tidak lazim, Apri adik saya itu bukan perampok, bukan pembunuh dan pelaku narkoba atau DPO. Saya tidak tahu apa motif pembunuhan ini. Saya akan terus mencari keadilan atas motif pembunuhan adik saya ini,” jelas Robin kepada Palembang Pos.

Diceritakan Robin, awalanya ia mendapat kabar Apri sudah ada di kamar Mayat RS OKU Timur, dan ditanyakan ke mertua juga tidak ada. Kemudian ada kabar dari pengunggah FB, mengetahui Apri berada di kamar jenazah Robin langsung pingsan, jam 03.00 WIB siuman, tahu-tahu Apri sudah ada di rumah jadi mayat.

“Saya pelaku dia pagi itu, keesokan harinya begitu di lihat ada 9 lubang luka tembak, di dada dua, bawah dada satu, di perut dua, dipaha kanan kiri dua, di punggung satu, di pergelangan tangan kiri satu. Waktu dimandikan terjatuhkan sebuah proyektil peluru, saat ini proyektilanya kita simpan,” ungkapnya.

Tiga hari kemudian, keluarga membawa pengacara untuk menanyakan kejadian ini dengan Polres OKU Timur. Dimana kejadiannya di BK 8. Saat razia itu, awalnya Apri membawa mobil dari Martapura. Saat  disetop polisi untuk menunjukan bukti kendaraan, tetapi tidak bisa menunjukan bukti surat kendaraan. Katanya yang bersangkutan sambil nelepon lalu melarikan diri, disitu terjadi penembakan.

“Saat ini kami laporkan kasus ini ke Propam dan melanjutkan ke Jakarta ke Kompolnas dan Komnasham, kami tidak mau diperlakukan secara biadab adik saya ini,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, Jajaran Satres Narkoba Polres OKU Timur menembak mati terduga bandar narkoba, Apriyanto, lantaran disinyalir menyerang polisi dengan senpira,  Jumat  (12/10), sekitar pukul 20.40 WIB.

Penangkapan tersangka berawal anggota menghentikan mobil minibus merk Chevrolet warna putih dengan nopol B 2706 TFL yang dikendarai oleh tersangka. Setelah disetop anggota menanyakan sim dan surat menyurat kendaraan milik tersangka. Saat itu gerak gerik tersangka mengundang kecurigaan anggota.

Karena tersangka keluar dari mobil sambil memberikan SIM dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang HP seperti saat sedang menelpon dan menjauh dari petugas saat diminta menunjukkan surat kendaraan.

“Sewaktu digeledah, mobil tersangka ditemukan sabu, lalu anggota berteriak. Kemudian tersangka melarikan diri. Anggota lalu memerintahkan tersangka menyerahkan diri, anggota memberikan tembakan peringatan ke udara. Namun tersangka membalas tembakan petugas, karena membahayakan, anggota pun mengarahkan tembakan nya kearah tersangka,” terang AKBP Erlintang Jaya Kapolres OKU Timur.

Barang bukti satu pucuk senpi rakitan jenis Revolver dan dua selonsong peluru Colt 38 dan 1 peluru Colt 38 aktif, satu botol bekas air zam zam berisikan pirex dan berisikan kapas, narkoba jenis sabu. (adi)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 332

Trending Articles